TM2 – Teknik Kompilasi

Top Down Parsing dapat dipandang sebagai :

  • Usaha untuk mencari left-most derivation dari suatu input string
  • Usaha untuk membangun parse tree dari suatu input string, dimulai dari root (top) sampai dengan leaves (bottom), dengan urutan pre-order

.

Mengapa di dalam top-down parsing tidak boleh ada left-factoring atau left-recursive?

Di dalam top-down parsing tidak boleh ada left-recursive karena grammar yang mengandung left-recursive dapat mengakibatkan loop tak berhingga. Selain itu, suatu top-down parsing yang memerlukan backtracking (membaca input berulang kali) itu tidak efisien.

Contoh grammar yang memiliki loop tak berhingga:
left recursif looping

Sedangkan adanya left-factoring pada top-down parsing akan menimbulkan ambiguitas. Ambiguitas terjadi ketika dua aturan untuk non-terminal memiliki sisi kanan yang dimulai dengan simbol yang sama, sehingga kita tidak bisa memprediksi grammar mana yang akan digunakan.

Contoh grammar yang bersifat ambigu:

Misalnya :

Grammar :
S ->iEtS | iEtSeS | a
E ->b

Dituliskan menjadi :

S ->iEtSS’ | a

S’-> ε | eS

E -> b

Kelompok 10 :
Vebyana- 1501148122
Feegi Kasah Valencia-1501142314
Herlina Astari -1501155506
Sarah Fitria – 1501152870
Haris Winoto – 1501188611

www.binus.ac.id

This entry was posted in Teknik Kompilasi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *